My LiveStatus.

02 April 2011

FENOMENA ALAM ATAU PERINGATAN DARI ALLAH?

Assalamualaikum ikhwah dan akhawat sekalian,

Seolah-olah tidak ada penghujungnya di mana berbagai bencana terus melanda dunia yang kita huni ini samada banjir besar, tanah gelongsor, kemarau panjang, letusan gunung berapi, taufan ganas, kebakaran besar, salji tebal dan yang paling terkini adalah gempa bumi di Jepun yang agak kuat berskala 8.9 Ritcher dan disusuli oleh tsunami yang dahsyat.
        
Tanggapan manusia juga bermacam-macam, namun para pakar geologi lebih selesa untuk mengatakan bahwa hal ini adalah fenomena alam. Bahkan pengkaji-pengkaji ‘Paranormal’ lebih mudah untuk mengkambinghitamkan makhluk-makhluk halus penunggu tempat-tempat yang dilanda bencana tersebut dan sangat sedikit sekali mereka yang mengaitkannya dengan dosa-dosa manusia.

FENOMENA ALAM ATAU PERINGATAN DARI ALLAH?
Allah swt berfirman :
"Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS Ar-Ruum : 41)

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, kerana itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS An Nahl : 112)
  
Rasulullah saw pernah bersabda :
"Wahai, Kaum Muhajirin! Sesungguhnya ada lima perkara  yang aku berlindung kepada Allah agar kamu tidak menemuinya.

PERTAMA : Tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka wabak dan pelbagai penyakit yang belum pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.

KEDUA : Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya, kecuali niscaya mereka akan ditimpa dengan tandusnya tanah, kemarau sepanjang tahun, serta berkuasanya penguasa-penguasa yang zalim.

KETIGA : Dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat hartanya, kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak diturunkannya hujan dari atas langit kepada mereka. Dan kalaulah bukan kerana binatang ternak, niscaya Allah akan menahan turunnya hujan selama-lamanya.

KEEMPAT : Dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan Allah dan RasulNya, melainkan Allah akan mendatangkan musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebahagian harta yang ada di tangan mereka.

KELIMA : Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum dengan Kitabullah dan tidak memilih yang terbaik dari apa yang Allah turunkan kecuali Allah turunkan kepada mereka kesengsaraan (perpecahan) di antara mereka." (HR Ibnu Majah dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani)

Kebanyakan orang memandang pelbagai macam musibah yang menimpa manusia hanya dengan logik berfikir yang bersifat rasional serta terlepas dari tuntutan Wahyu Ilahi sehingga jawaban yang diberikan tidak mengarah kepada sebab-sebab utama, iaitu :
Kemaksiatan umat manusia kepada Allah swt, Pencipta Alam Raya, yang di tanganNyalah seluruh kebaikan dan kepadaNyalah dikembalikan segala urusan.
ANTARA KETAATAN DAN KEBERKATAN ALAM
   
Apabila penduduk suatu negeri taat kepada Allah swt, maka keberkatan akan melimpah ruah kepada mereka.
Contohnya, pada zaman Rasulullah saw, alam begitu bersahabat dengan Nabi saw dan para sahabat sehinggakan gunung-gunung pun sangat mencintai mereka.
Rasulullah saw bersabda ketika melihat bukit Uhud seraya menunjuk padanya :
"Bukit ini mencintai kami dan kami pun mencintainya."  (HR Bukhari dan Muslim)
Bahkan makanan yang dinikmati oleh para sahabat ikut bertasbih sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud ra :
"Kami pernah mendengarkan tasbih dari makanan yang sedang dimakan."  (HR Bukhari)
Dalam riwayat Abu Zar ra juga disebutkan bahwa para sahabat mendengarkan tasbih batu-batu kerikil di tangan Nabi saw.
Begitu juga dengan batang kayu yang pernah dijadikan mimbar oleh Rasulullah saw menangis ketika Rasulullah saw meninggalkannya.

Demikianlah beberapa contoh sahutan yang diberikan oleh alam kepada orang-orang yang taat kepada Allah swt.
Ini adalah sangat berbeza dengan perlakuan yang diberikan kepada orang-orang yang durhaka kepada Allah swt.
Allah swt berfirman :
"Maka langit dan bumi tidak menangisi (kepergian) mereka dan mereka pun tidak diberi tangguh." (QS Ad Dukhaan : 29)
Sebaliknya, seperti kata Ibnu Abbas ra, orang mukmin yang telah meninggal dunia ditangisi oleh langit dan bumi.
Ia ditangisi oleh langit, kerana orang yang melakukan amal soleh, maka amalannya akan naik ke langit dan akan diterima oleh langit. Sebagaimana bumi pun menangis ketika ditinggalkan oleh orang-orang yang soleh karena tidak dipijak lagi untuk melakukan ketaatan. (berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir)

Pada zaman Rasulullah saw, kaum Muslimin menghidupkan suasana bersahabat dengan alam, maka alam pun menunjukkan sikap bersahabat yang sama dengan memberikan rahmat kepada Rasulullah saw dan para sahabatnya.
Sebaliknya, jika penduduk suatu negeri tidak taat kepada Allah, maka alam ini boleh menjadi tentera-tentera Allah untuk membinasakan penduduknya sebagaimana pada zaman Fir'aun di mana kutu, katak, bahkan haiwan-haiwan yang lebih lemah sekalipun boleh menjadi sebab untuk hancurnya pengikut-pengikut Fir'aun.
JANGAN PERNAH MERASA AMAN!   
Allah swt berfirman :
"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (QS Al A'raaf : 97 - 99)
   
Inilah peringatan bagi mereka yang masih terus bergelimang dengan kemaksiatan yang tidak lagi memiliki rasa malu bahkan bangga dengan dosa-dosanya yang membuka dada-dada mereka menentang datangnya azab Allah, bahwasanya tidak seorang pun di antara kita yang patut merasa aman dari azab Allah yang teramat pedih.

PELAJARAN DARI UMAT-UMAT TERDAHULU
Disebabkan oleh maksiatlah, Allah swt menumpahkan air dari langit serta memuntahkannya ke bumi hingga mereka iaitu umat Nabi Nuh as yang kafir dan durhaka itu ditenggelamkan dan binasa.
“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS Al A’raaf : 64)
   
Disebabkan oleh maksiatlah, Allah menghancurkan kaum Nabi Hud as dengan ditumpaskan habis-habisan tanpa sisa.
“Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu'araa’ : 139)
   
Kalau bukan kerana maksiat, kaum Tsamud tidak akan menelan mentah-mentah azab yang sangat pedih.
“Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Wahai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". Kerana itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.”  (QS Al A'raaf : 77-78)    Disebabkan maksiat jugalah, kaum Nabi Luth as beserta tujuh kotanya hancur berkeping-keping. Kota mereka diangkat setinggi-tingginya ke atas langit dengan cepat, lantas dibenturkan ke bumi dalam keadaan yang di atas ke bawah (diterbalikkan) lalu dihujani dengan batu dari ‘sijjil’.

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS Hud : 82-83)
   
Negeri Fir'aun dilanda dengan taufan kencang, hama belalang, tersebarnya kutu, bermaharajalelanya katak dan menyebarnya darah; pun kerana maksiat. Oleh kerana mereka tidak mengubah sikap mereka, Allah swt menenggelamkan mereka di lautan.

“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) merekapun berkata: "Wahai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu. Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya. Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (QS Al A'raaf : 133-136)   
Bangsa Yahudi juga mendapat laknat dan azab yang bertubi-tubi. Mereka menyakiti, bahkan membunuh beberapa nabi mereka, maka memang patut jika Allah mengubah mereka menjadi binatang yang paling keji di dunia dengan diubah menjadi kera dan babi kerana tabiat mereka memang seperti kera dan babi.
   
Kaum-kaum yang terdahulu Allah swt hancurkan dan musnahkan disebabkan oleh satu dua jenis kemungkaran yang dikepalai oleh dosa syirik.
 
Namun, sekarang, bagaimana dengan kita?
 
Apakah yang kita saksikan dan alami sekarang ini :
 
  1. Di tempat kita?
  2. Di lingkungan kita?
  3. Di bandar kita?
  4. Di seluruh pelosok negara kita?
Kesyirikan yang merupakan sebab utama malapetaka dunia kini seolah-olah telah menjadi suatu keperluan.
 
Berapa banyak kita dapati media massa yang menjajakan kepercayaan yang berkaitan dengan kesyirikan, bahkan tidak sedikit bomoh-bomoh atau dukun-dukun sesat yang menyeru umat kepada perbuatan syirik dengan dibungkus sedemikian rupa untuk menyesatkan umat.
 
Demikian pula dengan  bid'ah dan maksiat yang berlaku hampir di setiap tempat bahkan masuk hingga ke dalam rumahtangga kita.

BENCANA UNTUK SEMUA  
Mungkin muncul suatu pertanyaan :
 
Mengapa sebahagian bencana ini berlaku di daerah, kota atau negara yang ramai umat Islam, padahal masih banyak daerah-daerah, kota-kota dan negara lain yang lebih patut untuk diazab oleh Allah? Bukankah di sana ada orang-orang yang soleh dan anak-anak kecil yang tidak berdosa?

Jawabannya :
 
Allah swt telah mengingatkan bahwa azabNya tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim di antara kita.
 
Allah swt berfirman :
 
"Dan peliharalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim sahaja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya." (QS Al Anfaal : 25)     
Ummu Salamah radhiyallahu 'anha menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda :
 
"Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan azab kepada mereka. Aku berkata, "Wahai Rasulullah! Apakah tidak ada waktu itu orang-orang soleh?"
 
Baginda menjawab, "Ada."
 
Aku bertanya lagi, "Apa yang Allah akan perbuat kepada mereka?"
 
Baginda menjawab, "Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhaan dari Rabbnya." (HR Ahmad dan Al Haitsami mengatakan bahwa semua perawi hadits ini boleh dipercayai).

KE MANA KITA MENGADU?   
Orang-orang musyrik pada zaman dahulu yang terkenal dengan sikap pembangkangan mereka kepada Allah, ketika ditimpa suatu musibah, maka mereka memurnikan ketaatan mereka kepada Allah swt meskipun ketika musibah tersebut berlalu, mereka ingkar semula dan kembali kepada kesyirikan mereka.
 
Ini sebagaimana yang digambarkan oleh Allah swt dalm firmannya :
 
"Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) menyengutukan (Allah)." (QS Al 'Ankabuut : 65)
   
Itu keadaan orang-orang jaihiliyah di zaman dahulu.
 
Bandingkan pula dengan keadaan manusia "moden" sekarang ini, ketika mereka merasa akan ditimpa suatu bencana, maka bukannya mereka mengikhlaskan ketaatan kepada Allah swt, bahkan mereka semakin tenggelam dalam kesyirikan dengan meminta bantuan kepada :
 
  1. Tok pawang.
  2. Bomoh-bomoh.
  3. Makhluk-makhluk halus.
  4. Penunggu-penunggu tempat keramat.
 
dan benda-benda lain yang dianggap suci oleh mereka.
 
Sepatutnya mereka perlu bertaubat dan meminta perlindungan kepada Allah swt, namun mereka masih meminta kepada makhluk untuk menolong diri mereka walaupun makhluk tersebutpun tidak mampu untuk menolong diri mereka sendiri.
 
Ya Allah, berikanlah kekuatan kepada kami untuk kami sentiasa mentaati segala perintah-perintahMu dan menjauhi segala maksiat dan dosa yang menjadi sebab kepada datangnya musibah dan bencana dariMu. Lindungilah diri kami, keluarga kami, kampung kami dan negara kami dari kemarahan dan azab dariMu sehingga kami menemuiMu dalam keadaan mendapat keridhaanMu.
 
Ameen Ya Rabbal Alameen

[re-blogged from someone]

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...